Pages

Kamis, 27 Januari 2011

Islam = Pemberontak


Sejarah bangsa – bangsa di dunia seperti kita ketahu telah diliputi dengan berbagai peristiwa pemberontakan. Hampir setiap negara pernah mengalami gejolak perlawanan dari kelompok – kelompok yang tidak puas dengan rezim maupun pemerintahan yang berkuasa. Ada yang berhasil, namun tak sedikit pula yang gagal dan padam begitu saja. Yang berhasil, akhirnya mampu mewujudkan ide – ide atau gagasan yang mereka cita – citakan. Dan yang gagal akhirnya harus puas menerima keadaan tidak berubah untuk selanjutnya menyimpan mimpi – mimpi mereka atau benar – benar menyerah dan membuang semua ide dan gagasan yang mereka cita – citakan.
                Kata pemberontakan selama ini  lebih banyak mengundang persepsi negatif. Ia sering diidentikkan dengan tindakan kekerasan, pemerasan dan bahkan sparatisme. Namun pemberontakan menurut pengertian secara umum adalah sebuah tindakan melawan kebiasaan yang tidak sesuai dengan norma – norma yang diyakini orang/golongan yang memberontak.  Dengan begitu pengertian memberontak bisa menjadi lebih luas dan obyektif. Tidak saja berarti negatif namun juga bisa berarti positif. Bahkan kalau kita mau menilik sejarah, maka lebih banyak hal positif yang dihasilkan dari pemberontakan.
                Revolusi Kuba, revolusi Prancis, dan revolusi Islam Iran adalah beberapa contoh pemberontakan yang berhasil meruntuhkan kekuasaan rezim yang otoriter. Bahkan Negara republik Indonesia kita tercinta ini juga lahir akibat adanya pemberontakan atas kerajaan kolonial Hindia-Belanda dan juga atas kependudukan Jepang oleh para pahlawan bangsa. Dan contoh yang belum lama terjadi di negeri ini adalah peristiwa reformasi yang merupakan puncak dari pemberontakan dari mahasiswa beserta komponan – komponen bangsa lainnya terhadap rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.
                Lalu, bagaimana Islam memandang pemberontakan? Sebagaimana kita tahu Islam adalah agama yang tidak saja mengatur tata cara peribadatan saja, lebih dari itu Islam juga menguatur seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah politik, sosial, dan ekonomi. Islam tidak mengharamkan terjadinya pemberontakan, asalkan pemberontakan itu berniat baik untuk merubah keadaan menjadi lebih baik dan diridhoi Allah SWT. Bahkan sebagian besar Nabi – nabi utusa Allah dilahirkan di dunia ini sebagai seorang pemberontak seoert yang dikisahkan dalam Al-Qur’an. Beberapa contohnya adalah Nabi Ibrahim as yang memberontak kebodohan Raja Namrud penyembah berhala, Nabi Musa as yang memberontak kelaliman dan kesombongan Fir’aun, Nabi Isa as yang memberontak penguasa romawi dan rabi – rabi Yahudi yang telah berani merubah – rubah perintah Allah dan membunuh Nabi – nabi. Bahkan nabi akhir jaman, Muhammad SAW pun juga memberontak kejahiliahan bangsa arab dengan mengorbankan seluruh harta benda, bahkan nyawa sekalipun untuk menggantikan kejahiliahan tersebut dengan nilai – nilai Islam yang bisa kita rasakan sekarang ini.
                Jadi, sebagai seorang muslim, kita wajib memberontak jika keadaan memang memaksa kita untuk melakukannya. Tentunya kita memberontak sesuai dengan wewenang dan peran kita masing – masing. Jangan sampai kita bersikap sewena – wena dan melanggar hukum dengan mengatas namakan agama, justru sikap seperti inilah yang harus kita tentang. Contohnya adalah jika kita hidup di tengah – tengah masyarakat penganut paham hedonisme yang senang bermewah – mewahan dan tidak peduli dengan kondisi lingkungan, maka kita wajib memberontak dengan tidak mengikuti gaya hidup mereka tersebut, setelah itu berdakwah untuk menyadarkan mereka sesuai kapasitas kita sebagai anggota masyarakat. Atau jika mungkin kita seorang pejabat sedangkan lingkungan dimana kita bertugas menganggap korupsi adalah wajar bahkan telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, maka kita wajib untuk melawan arus dengan tidak melakukan korupsi bagaimanapun resikonya. Selain itu kita juga wajib bekerja sama dengan pihak yang berwenang dalam upaya pemberantasan korupsi.
                Lebih dari itu, pemberontakan kepada pemerintah wajib dilakukan, tentunya tidak harus dengan cara kekerasan, jika pemerintah tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap konstitusi, seperti yang telah terjadi pada peristiwa reformasi yang meruntuhkan rezim orde baru yang sarat akan korupsi dan pengekangan kebebasan berpendapat. Namun harus diingat juga, pemberontakan haram dilakukan bahkan pantas, dan memang harus, ditumpas jika berniatan buruk dan merongrong kekuasaan pemerintah yang masih konsisten menegakkan keadilan dan memenuhi hak – hak rakyatnya. Hal ini telah dicontohkan oleh khalifah Abu Bakar yang menumpas golongan nabi palsu serta golongan orang – orang yang tidak mau membayar zakar.
                Jadi, sudah saatnya sekarang ini kita menjadi pemberontak yang cerdas. Yang tidak mudah tunduk dengan buaian kenyamanan dan kenikmatan dunia, tidak mudah takut dengan ancaman pembungkaman, berani melawan arus untuk menyuarakan kebenaran, selalu berada di pihak yang tertindas, namun tetap tunduk dah patuh kepada pemerintahan yang menjunjung tinggi keadilan dan kemanusiaan. Semoga dengan begitu kita mamou menjadi pemberontak yang diridhoi Allah SWT. Amiin Ya Rabbal Alamiin.
Wallahualam bis shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

love network

love network
love for all